August 2018

I shouldn't expect or hope for anything else.

Pada Laju Kereta

Ada sebuah rasa yang menikam mataku. Serupa sekuntum rindu yang ragu bertuan.


Siapa yang datang dan siapa yang pergi?


Pada stasiun tempat berhenti, gerbong ketiga dari depan arah kereta tiba. Yang tiba turun, yang belum terus berlanjut.

Setiap cerita selalu punya tanda tanya, dan setiap tanda tanya kelak dapat dirangkai jadi satu makna.


Siapa yang datang dan siapa yang pergi?


Tenang saja, ini hanya keluhan semata. Semua juga tahu, bahwa stasiun sudah biasa jadi tempat bertemu dan berpisah setiap harinya. Tidak perlu disembunyikan, karena mungkin hari ini aku cukup manja dan lelah bertanya-tanya.


Jadi, siapa yang datang dan siapa yang pergi?


Ah, semoga kelak akan tiba jawabnya, atau hilang begitu malam perlahan sirna.

Jadi, bagaimana?

Bagaimana agar tidak terjatuh, jika roda selalu memutar laju?

Bersiap untuk Jatuh

Setiap kisah tidak selalu rumit, Tuan. Ada kalanya sangat mudah, ada kalanya tak lagi ringan.


Kau tahu? Untukku, perjalanan ini cukup pelik. Memasuki zona waktu dimana mencoba tak mudah percaya, sekalipun itu semua terkait definisi rasa yang terjalin dalam kita, tetapi mungkin kita pura pura tidak merasakan atau anggap saja tak perlu mengatur rencana untuk berlari dan melompat tinggi. Atau mungkin sebenarnya hanya saya yang pura-pura mati rasa?


Saya hampir menyerah, Tuan.
Mungkinkah segala angan mewujud nyata?
Akankah segala cerita tak lagi usang,
Tak perlu lagi tulis - hapus kata untuk nyatakan rasa
Tak ingin segala berlarut,
Atau nyatanya memang kau memilih hanyut?


Tapi tetap saya tahu,
Berani memiliki rasa berarti mempersiapkan diri untuk jatuh,
karena patah hati hanyalah soal waktu


Dan jatuh yang pertama sudah saya rasakan.




Untukmu:

Untukmu:
Back to Top