Serpihan Hati Sahabatku

Sahabat,
apakah kali ini kau bisa tegar?
apakah kau bisa menatap nanar cahaya rembulan disana?
atau kau dapat mencengkram tanganku dengan erat
agar rasa sakitmu dapat aku rasakan?


Kutahu, sahabat
Kau berat menerimanya
Kau sulit mencernya keadaan
Kau sulit meneguk minuman, karena tenggorokanmu sakit
Kau berat mengangkat kepala, karena kepalamu pusing
Kau enggan bergerak, karena badanmu sakit
Namun matamu, tak kunjung lelah mengucurkan tetesan bening

Bagaimana caraku menghiburmu?
Bagaimana caraku membuatmu tersenyum?
Jika kau masih saja menangis

Kau katakan kau sakit hati, hatimu luka
tapi tak kutemukan darah dari perutmu,
lantas yang mana yang luka?
batin? akal? atau jiwa sang lelaki jahannam?

Tenang, sahabatku
Aku ada disini
Aku tahu rasa sakitmu
aku paham getir ketakutanmu
aku paham malunya kamu
ketika kau bertemu dengannya
ia bersama siluet lain
ya, sosok itu bukan kau
tapi sosok itu yang selama ini menipumu
yang selalu bilang "kau bodoh menyukainya!"
tapi ternyata..

Sahabat, tenanglah!
Jangan kau ambil tali tambang itu!
Buat apa kau gunakan, kalau hanya untuk menghilangkan nyawa?
Hei, jangan kau ambil juga racun itu,
itu hanya untuk tikus, apakah kau tikus?
stop! kembalikan pisau itu!
itu untuk memotong wortel, bukan memotong nadi!

pasti kau bertanya, "lantas bagaimana aku mengakhiri rasa sakitku?"
aku hanya dapat memberimu Kitab Tuhan dan menyuruhmu bersabar
Karena hanya Tuhan yang dapat mengakhiri rasa sakitmu

Sekarang, tenanglah sahabat
aku disini bersamamu
aku dapat merasakan sakitmu
kau harus membuktikan pada lelaki itu
bahwa kau jelas lebih baik dari mahluk jahhanam
yang ia sebut kekasih itu

Untukmu:

Untukmu:
Back to Top