kemarin, tanpa lelah aku menunggumu yang bersembunyi dalam lipatan waktu. Berjelaga dalam kubangan kerinduan yang semakin menenggelamkan aku. Namun aku tak coba mencarimu, hatiku berbisik bahwa cintaku akan membawamu kembali.
dan ketika akhirnya saat itu tiba, kutemukan sosokmu yang selalu mengisi mimpi-mimpiku. Bukan percikan bahagia yang aku nikmati, namun pahitlah yang kukecap kala kau berujar " Kini aku bersamanya, aku tak ingin melihatmu lagi, tolong tinggalkan aku"
Jangan pikir aku tak mampu menangkap lara yang samar-samar kau alirkan. Hujaman kata-katamu yang tajam, tak selaras dengan matamu yang berkaca-kaca. Dan aku pun sadar, bukan hanya hatiku yang kau lukai, kau sedang mengunyah ego...
kau tak akan tahu betapa dalam aku terluka, karna aku telah berujar pada diriku, tak akan mengerang meski perih menusukku, atas nama cinta. Hanya senyum kecut yang kusuguhkan, namun tangis itu pecah dalam hatiku.
satu hal yang ku ingin kau tahu.., kau boleh mendepak aku dari singgasana hatimu, kau boleh saja memutus jembatan antara kita. Tapi jangan pernah minta aku untuk melupakanmu, apalagi sampai memaksaku untuk berhenti mencintaimu, KARENA AKU TAK AKAN PERNAH MAU DAN TAK AKAN PERNAH BISA.
Aku mencintaimu dengan sederhana, cinta yang terus tumbuh meski tak dimaknai. bahkan waktu jua tak berdaya menggerus cintaku yang terlindung dalam selaput ketulusan.
Sempat aku ingin mengurai tanya " mengapa kau lari dariku bila kepingan hatiku masih kau gantung dilehermu?" Hatiku pun ingin berteriak, " mengapa harus dia? (yang katamu tak akan pernah menggantikan tempatku dihatimu)" Tapi tanya itu hanya menggantung tanpa sempat kupetik. apa gunanya aku bertanya, karena apapun jawabnya, rasa ini tak akan beranjak. Dalam diam kucoba tepiskan lara dan menunggu hari bahagiamu.
aku seperti pesakitan yang menunggu vonis dijatuhkan. Namun tak pernah kupinta padaNya agar tak akan pernah ada kalian. Sejak diawal kisah ini, kala aku telah mampu mengeja cinta, yang paling kuinginkan bukanlah memilikimu, melihatmu bahagia itu ingin hatiku. merelakanmu bersanding dengannya adalah ujian untuk cintaku.
Jujur aku akui, saat hari itu merayap mendekat, aku semakin tercekat. Dan kini aku berjuang keras membangun benteng pertahanan yang kokoh agar aku tetap tegar berdiri dihari bahagiamu.
Akan aku buktikan padamu, cintaku yang sederhana telah memberikan aku kekuatan yang tak biasa untuk mencintaimu tanpa alasan tanpa syarat. Pegang janjiku, meski terluka parah akan kuhadiahkan senyum termanis dipesta pernikahanmu
Post a Comment