Dua cangkir sudah terlewat
Dan ia tak kunjung datang..
Dua cangkir kopi hitam tanpa gula yang ku campur dengan rasa ragu; akankah kamu hadir atau malah bersembunyi dari rasa ingin tahu ku
Tetap tak ada sosokmu
Dua cangkir kopi hitam yang ku seduh dengan air panas pun ternyata tak lebih panas dari otak dan mataku yang selalu menarimu di sudut-sudut ruang.
Terpikir, apakah kau muncul dari atas? Dari langit-langit ruang berukuran tiga kali tiga ini, atau kau dapat menembus tembok seketika dan mengejutkanku dengan segala jawab
Yang dapat menggerakkan jariku untuk menulis segala tentangmu?
Cangkir pertama kopi hitam ku teguk perlahan, sembari menunggu dengan santai kehadiranmu
Hingga cangkir kedua ku teguk dengan tergesa, berharap kau segera hadir dan mengejutkanku
Ah, ternyata menunggumu datang malah hanya menyiksa lambung dan pikiranku yang selalu mencari kabarmu
Mungkin memang sudah seharusnya kau tak datang siang ini.
Mungkin malam nanti?
Saat aku beranjak tidur
Membuatku beranjak dan harus membuka buku harianku
Agar kau tak pergi lagi
Agar ku dapat menjebakmu dalam khayalku
Dan takkan memberikan kesempatan untuk kau pergi lagi,
gerangan, inspirasi.
Post a Comment