Sampai kapan pun, bahkan mungkin sampai berakhirnya kehidupan ini, saya akan tetap menjadi seorang yang tak peduli apa kata orang lain. A friend of mine said that i'm the best pretender that she ever seen. Saya akan tetap menjadi saya yang enggan mati sebelum segala impian saya terwujud, bertahah hidup hanya dengan cinta yang singgah tapi saya tak tahu apakah kau sungguh.
Benar, saya lah si lemah yang berlagak egois ingin memiliki semua. Saya yang tak pernah mengerti kesedihanmu. Kamu yang selalu katakan bahwa elegi ini hanya sekejap; sesaat lagi kamu akan pulang. Pulang kemana? Kepada saya, iya kan? Bukan seharusnya seperti itu?
Saya masih menjadi saya yang kau kenal, tak berubah sejengkalpun walau seringkali saya ketakutan akan emosi saya yang seketika memuncak marah lalu menangis sejadi-jadinya. Saya masih jadi si egois yang selalu ingin segala tempat pertama yang kita datangi harus bersama. Saya masih jadi si egois yang selalu tak paham alur pikiranmu yang ingin obrolan tenang namun saya selalu menuntut bicara rasa. Ya, saya masih jadi si egois yang menuntut kamu memilih, saya tak bisa berjalan dengan kepala yang ingin meledak karena cemburu tapi hati ini masih ingin bersamamu, dan tak ingin mundur sedikitpun.
Saya tak meminta kamu untuk merasakannya, sungguh. Kamu takkan kuat.
Sayang, kau laki-laki yang tetap akan membara meski hatimu mulai padam untuk saya. Saya pernah membaca sebuah prosa darinya, bahwa dia tidak akan meninggalkanmu karena kamu dunia baginya. Tapi pernahkah kau tahu, bahwa kau adalah oksigen untuk saya. Tanpamu, saya mati.
Saya takkan pergi; saya katakan, saya takkan pergi. Meski saya tahu, dengan keegoisan saya, malah kamu yang takut. Kamu yang lari. Kamu yang memilih sepi padahal hatimu hanya kalut untuk memilih. Tapi lihat lah aku, dengan pilihan sampai mati yang ku pilih. Dengan pertahanan saya untuk selalu menjadi rumah untukmu sambil menyapu halamannya, mengusir siapapun yang akan datang. Selesaikan, dan pulanglah kesini, sayang. Kita rayakan kemenangan walau saya tahu itu menyakitkan untukmu. Maka izinkanlah, aku merayakan kehilanganmu dengan cinta kita yang akan semakin kuat. Dengan kapal yang lebih kuat mengarung di samudera lepas; abadi.
Post a Comment