Isi Kepala Belakangan Ini

Sudah tiga jam berlalu, mengocok-ngocok isi kepala agar segera mengeluarkan muntahannya yang sedari tadi hanya membuat mual tapi tak kunjung berhasil. Entah apa yang saya inginkan beberapa waktu belakangan ini, entah apa yang saya pikirkan juga saya tak mengerti. Pertanyaan tentang selesai kemarin pun tak juga terjawab. Lagu Duta dan kawan-kawan yang sudah tiga kali putaran masih bisa membuat saya menatap layar kosong tanpa tahu mau memulai dengan huruf apa.

Akhirnya, saya putuskan semuanya kembali mengalir; mencoba agar runtutan emosi yang memberatkan kepala ini tercurah sudah.

Saya sedang merasa gagal. Gagal mewujudkan mimpi saya, gagal memenuhi harapan-harapan yang selalu saya rapalkan di sela dini hari. Saya merasa gagal menjadi diri saya sendiri, karena saya tidak tahu apa yang saya inginkan sesungguhnya. Tidak merasa berguna, tidak merasa bermanfaat untuk orang lain. Tidak punya prestasi untuk dibanggakan dan tak punya lagi harapan yang saya ingin capai.

Apa yang sebenarnya saya inginkan?

Saya hanya menjadi saya yang selalu ingin mengabdi dan berbagi, tapi sepertinya apa yang saya bagi selama ini tidak ada manfaatnya untuk diri saya sendiri, apalagi lingkungan saya. Saya tidak butuh prestasi atau apresiasi sih, tapi saya masih merasa kurang untuk orang lain. Saya punya mimpi-mimpi konyol yang masih ingin saya capai, saya punya beberapa harapan yang ingin saya penuhi sebelum 25 tahun. Selama ini saya hanya berpikir, bagaimana cara mewujudkannya, tapi aksi saya masih minim bahkan cenderung nol. Jangan sarankan saya untuk 'berbagi mimpi' kepada orang lain, karena saya harus achieve sendiri. Saya gak mau lagi berbagi mimpi untuk segala yang belum pasti, takut. Pamali. Nuhun,

TAPI SAYA JUGA TIDAK TAHU MAU APA, SAUDARA-SAUDARA!

Sebal ah, dengan diri sendiri. Rasanya kok nggak bisa punya pencapaian yang keren, setidaknya saya sendiri yang anggap itu keren hahaha. Saya mau keren untuk diri saya sendiri, supaya suami saya nantinya nggak malu punya pasangan yang kalau ditanya orang "kerjaannya apa?" jawabnya cuma ketawa. Supaya nantinya saya bisa cerita sama anak saya kalau saya pernah keren dengan apa yang saya lakukan. Bisa jadi contoh dan motivasi supaya anak saya kalau gak mau ngerjain peer gak bilang "lah ibu sih dulu juga males!" hahahaa. Ini ketawa saya yang sebenarnya saya nggak ketawa :')

Bagaimana ya, biar saya bermanfaat?


Untukmu:

Untukmu:
Back to Top