1-
pada jendela kaca ular besi yang terbuka setengah
mencari nafas pada lima sore yang ramah
ular besi berhenti tiap titik, namun tak ada saling menoleh
mata bersilang; tak ada lagi senyum gairah
tenggelam pada runut angka di pergelangan, berdetak tanpa lelah
demi satu-dua jam bersua: rumah
2-
pada koridor-koridor tak bertuan
2-
pada koridor-koridor tak bertuan
menanti kotak besi datang mengantar harapan
kepala tertunduk, memantau langkah kaki yang serima
menuju pemberhentian selanjutnya ke ujung sana
jangan salahkan kantuk atau bosan
karena mereka tetap bungkam hingga perbatasan
barisan lampu dari belakang mobil yang merona
beradu dengan senja yang mulai tiada
hanya satu yang diinginkan: rumah
tempat mereka membagi lelah
3-
aku, kamu, kau, mereka, semua
hanya ingin pulang
pada rumah
tempat berkeluh kesah
merebahkan diri
dan nina-bobo oleh detik yang terus bergerak
membawa pagi kembali datang
mengulang yang sama
hingga pagi tak lagi ada untuk kita semua
kita nantinya akan pulang
pada rumah yang tak lagi dunia
11/05/18
-G-
Post a Comment